Pelajar
merupakan generasi muda yang dijadikan harapan untuk meneruskan perjuangan bangsa.
Sikap, tingkah laku, dan karakter pelajar sangat menentukan bagaimana seorang pelajar
itu nantinya. Untuk menjadi orang yang dapat dijadikan panutan dan dapat dipercaya,
seorang pelajar hendaknya memiliki kepribadian dan karakter yang mulia. Akan tetapi
sayang, belakangan ini banyak terjadi kemerosotan nilai karakter. Minum-minuman
keras, narkoba, tawuran antar pelajar, geng motor, dan pelanggaran lalu lintas merupakan
sebagian kecil contoh dari kemerosotan nilai karakter pelajar. Padahal dewasa ini
kita sudah masuk di era global, sehingga teknologi dan ilmu pengetahuan sudah sangat
maju dan berkembang pesat. Informasi baru dapat dicari tanpa batasan ruang dan waktu.
Sayangnya, karakter pelajar bukannya malah meningkat, tetapi justru merosot. Untuk
itu kita harus waspada dan berusaha mencari solusi tentang permasalahan ini. Ada
apa dengan karakter pelajar saat ini?
Teknologi
merupakan salah satu media untuk pertukaran informasi, budaya, ataupun sumber
pembelajaran. Menggunakan teknologi yang sudah maju
untuk hal- hal yang berguna merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Dalam pemanfaatan teknologi, pelajar yang cerdas
dituntut agar bisa menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya agar bermanfaat
bagi dirinya sendiri dan orang banyak. Jangan sampai, pelajar malah tergantung
berat dengan teknologi, artinya mereka tidak bisa berkarya jika tidak ada
teknologi. Hal itulah
yang harus dihindari, karena sepenting apapun teknologi itu, pelajar tidak
boleh tergantung penuh. Seharusnya pelajar yang cerdas adalah pelajar yang masih bisa
berkarya meskipun tidak ada teknologi. Akan tetapi tidak jarang
pula, teknologi yang canggih digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. ‘Chating-chatingan’ yang berlebihan misalnya, yang sering menyebabkan
ketergantungan. Meskipun kegiatan itu penting untuk menambah teman, akan tetapi
dampak negatif dari hal yang berlebihan itu juga ada, seperti waktu belajar
berkurang, kewajiban utama tidak dilaksanakan, dan lain sebagainya. Jadi teknologi
yang canggih juga berpengaruh terhadap karakter seorang pelajar, tergantung bagaimana
pelajar itu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan.
Pendidikan
juga memiliki peran penting dalam pembentukan dan pengembangan karakter bagi pelajar.
Dalam pendidikan baik itu pendidikan formal, pendidikan informal, dan juga pendidikan
nonformal, pelajar juga harus tetap diberikan
pendidikan karakter yang baik. Pendidikan karakter yang baik memiliki makna bahwa
pendidikan karakter itu tidak hanya sebatas teori, tetapi juga berupa contoh nyata.
Agar semua itu terlaksana, pendidik di masing-masing sektor baik informal,
formal, maupun nonformal juga sangat menentukan. Seperti contoh, meskipun seorang
pendidik mengajarkan bahwa siswa harus mentaatiaturan, disiplin, menerapkan delapan
belas nilai karakter bangsa, dan bersikap jujur, tetapi jika pendidik belum mampu
memberikan contoh nyata bagi siswanya, pendidik dinyatakan gagal. Percuma jika pendidikhanya
bisa memberikan teori tanpa disertai contoh yang baik. Jadi pendidik sangat berpengaruh
terhadap karakter dari peserta didiknya.
Lingkungan
juga sangat menentukan karakter seseorang. Lingkungan pertama dan utama terbentuknya
karakter seseorang adalah di dalam keluarga. Di sini, orang tualah yang
memainkan peran penting dalam pembentukan karakter anak. Jika anak diberikan pendidikan
karakter yang baik sejak dini, saat dewasa nanti mereka cenderung akan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, karena mereka sudah memiliki pegangan kuat berupa karakter
yang kokoh dan mulia. Tetapi jika orang tua memberikan pendidikan karakter yang
salah atau kurang tepat, seperti memanjakan anak, berbuat tidak jujur, dan memarahi
anak dengan kekerasan, saat dewasa nanti anak akan cenderung memiliki karakter
yang kurang baik, seperti tidak mandiri, sering berbohog, dan suka mengandalkan
kekuatan otot atau kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan. Itu sebabnya,
keluarga sering disebut sebagai tempat yang memainkan peran pertama dan utama dalam
pembentukan karakter seseorang.
Dalam keseharian, pola pergaulan juga sangat mempengaruhi
karakter. Pola pergaulan adalah suatu pola atau sistem yang akan membentuk
suatu hubungan pergaulan dalam masyarakat. Pergaulan yang sehat berarti
pergaulan yang tidak melanggar norma-norma dalam masyarakat. Norma yang
dimaksud berupa norma kesusilaan, norma kesopanan, norma agama, serta norma
hukum. Akan tetapi dewasa ini, pergaulan di masyarakat khususnya dalam pola
pergaulan pelajar banyak yang sudah melenceng dari norma-norma yang ada. Dalam
norma kesopanan, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar, seperti cara
berpakaian, pelanggaran lalulintas, dan sebagainya. Itu merupakan contoh kecil pelanggaran yang sering
dilakukan. Semuanya
itu disebabkan oleh kemampuan menyaring budaya asing yang kurang. Jadi, pola
pergaulan sangat mempengaruhi karakter seseorang.
Pelajar
adalah satu-satunya harapan kita untuk masa depan yang gemilang. Karakter mereka
juga sangat menentukan. Untuk itu, kita harus bisa memberikan pendidikan karakter
yang sebaik-baiknya, agar mereka memiliki bekal dan pegangan yang erat dalam menghadapi
era global.
Untuk
mewujudkan
semua
itu, kita dapat melakukannya dari hal-hal yang paling sederhana, seperti selalu
berkata jujur, mandiri, kerjakeras, setia kawan, membantu sesama, peduli sesama,
taat aturan, dan masih banyak lagi. Jika kita bisa melakukan semua itu, kita secara
otomatis sudah memberikan pendidikan karakter melalui contoh berupa perbuatan
yang mulia. Pendidikan tidak hanya diperoleh melalui teori, tetapi juga harus didukung
dengan pengamatan langsung dari kejadian yang ada. Niscaya dengan cara ini,
semuanya akan berhasil. Satu lagi, hal yang paling penting adalah bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena semua yang ada
adalah anugerah dari beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar